Rabu, 02 Januari 2008

Anas Bin Malik Anshori ra.

أنس بن مالك الأنصاري
" اللهم ارزقه مالاً وولداً ، وبارك له
Ya Allah berilah dia harta
dan anak dan berkahilah.( Doa Rosul )

Anas bin Malik sejak usia belianya telah mendapt talqin dua syahadat dari ibunya Al ghumaisho', sejak itu tumbuhlah kecintaan hatinya yang bersih kepada Rosul saw , bersemangat untuk mendengar langsung darinya, tidak heran kalau kadang telinga lebih awal merindukan dari pada penglihatan. Sudah lama anak kecil ini mendambakan bertemu langsung dengan Rosul di Makkah atau di Yatsrib sehinga ia dapat bahagia dengan pertemuannya.

Tidak berselang waktu yang lama, Yatsrib dibahagiakan oleh kedatangan Rosulullah dan sahabatnya As Siddiq yang sudah lama di damba-dambakan. Maka tidak satupun keluarga dan hati penduduk Madinah yang tidak berbahagia. Saat itu semua pemuda menyebarkan berita setiap pagi bahwa Rosulullah saw akan tiba di Yatsrib. Anas bin Malik bersama anak-anak yang lain yang berusaha ingin bertemu dengan Rosulullah, namun ketika belum berhasil menemuinya ia sedih.
Pada suatu pagi yang indah yang menyebarkan keharuman, masyarakat berteriak-teriak , bahawa Muhammad dan sahabatnya telah dekat dari kota Madinah, semua orang berusaha menyambut kedatangan Nabi saw. Begitu juga anak-anak, mereka berlomba-lomba ikut menyambut Rosulullah dengan hati yang diliputi kegembiraan yang meluap-luap dan wajah yang berseri-seri, maka di antara anak-anak itu adalah Anas bin Malik. Sementara para wanita telah berada di atas rumah mereka, menunggu dan berusaha melihat wajah Rosulullah saw. hati mereka berkata :" Mana ya orangnya yang disebut Rosul ? Sungguh hari itu adalah hari yang bersejarah. Peristiwa ini terus dikenang oleh Anas sampai usianya hampir seratus tahun.

Belum lama Rosul tinggal di Madinah, datanglah seorang wanita bernama Al Ghumaiso' binti Milhan menemui Rosulullah saw bersama putranya Anas bin Malik, ia berkata :
يا رسول الله .. . لم يبق رجُلٌ ولا امرأةٌ من الأنصار إلا وقد أتحفك بتُحفَةٍ ، وإني لا أجدُ ما أُتحِفُكَ به غير ابني هذا . .. فخُذْهُ ، فليخدمك ما شئت . . .

Wahai Rosul, tidak satupun seorang laki-laki dan perempuan dari Ansor ini, kecuali telah memberi hadiah kepadamu, dan sesungguhnya Aku tidak memiliki apa yang dapat aku berikan kepadamu kecuali anakku ini….maka ambillah anak ini agar dia dapat membantumu kapan anda mau.

Tergugahlah Rosul untuk menerimanya, beliau mengusap kepalanya dan menyatukannya dengan keluarganya, Saat itu umur Anas sepuluh tahun, saat kebahgaiaannya dapat menjadi pembantu Rosul, dan hidup terus bersama Rosulullah sampai Rosul kembali kepada Allah. Adalah masa hidupnya menjadi pembantu Rosul selama sepeuluh tahun. Kondisi ini sangat dimanfaatkan oleh Anas untuk menimba langsung hidayah dari Rosul, memahami semua sabdanya, mengtahui sifat-sifatnya dan keutamaannya yang tidak dapat diketahui oleh selainnya.
Anas berkata :"Adalah Rosulullah saw orang yang paling baik akhlaknya, lapang dadanya, dan banyak kasih sayangnya. Suatu saat beliau menyuruhku untuk suatu keperluan, ketika aku berangkat aku tidak menuju ke tempat yang Rosul inginkan, namun aku pergi ke tempat anak-anak yang sedang bermain di pasar ikut bermain bersama mereka. Ketika aku telah bersama mereka aku merasa ada seseorang berdiri di belakangku dan menarik bajuku, maka aku menoleh, ternyata dia adalah Rosululah dengan senyum beliau menegurku ::" Ya Unais ( panggilan kesayangan ) apakah kamu sudah pergi ke tempat yang aku perintahkan? Aku gugup menjawabnya : Ya, ya Rosul, sekarang aku akan berangkat. Demi Allah aku telah menjadi pembantunya sepuluh tahun, tidak pernah aku mendengar ia menegurku :" Mengapa kamu lakukan ini dan itu, atau mengapa kamu tidak melakukan ini atau itu ?
Dan Adalah Rosulullah saw jika memanggilnya selalu memanggilnya dengan panggilan rasa sayang dan memanjakan yaitu dengan memanggilnya dengan kata unais atau ya bunayya. Begitu juga Rasullulloh banyak menasihatinya sampai memenuhi hati dan otaknya. Diantara nasihat-nasihatnya adalah :
( يا بُنيَّ إن قدرت أن تُصبح وتُمسي وليس في قلبك غش لأحد فافعل . . .

Ya bunayya jika engkau mampu setiap pagi dan sore hatimu bersih dari perasaan dengki kepada orang lain maka lakukanlah.
يا بُنيَّ إنَّ ذلك من سُنتي ، ومن أحيا سُنتي فقد أحَبَّني .
ومن أحَبَّني كان معي في الجنة .

Ya bunayya sesungguhnya hal itu adalah sunnahku, barang siapa menghidupkan sunnahku maka mencintaiku, barangsiapa mencintaiku akan bersamaku di surga.
يا بُني إذا دخلت على أهلك فسلم يكن بركَةً عليك وعلى أهل بيتك )
Ya bunayya jika engkau menemui keluargamu maka berilah salam niscaya akan menjadi keberkahan bagimu dan bagi keluargamu.

Anas bin Malik hidup setelah wafatnya Rasullullah saw sekitar delapan puluh tahun lebih. Dadanya dipenuhi ilmu yang langsung diambil dari Rosulullah. Otaknya tumbuh dengan pemahaman kenabian. Oleh karena itu sepanjang umurnya menjadi rujukan umat Islam, tempat umat bertanya, setiap menghadapi permasalahan sulit dan tidak diketahui hukumnya. Suatu saat terjadi perdebatan tentang keberadaan telaga Nabi nanti di hari qiyamat. Maka mereka bertanya kepada Anas tentang masalah ini. Beliau menjawab :"Aku tidak mengira hidup dalam kondisi mendapatkan kalian mendiskusikan tentang telaga. Sungguh aku telah meninggalkan para wanita tua di belakangku, tidaklah di antara mereka sholat kecuali mereka berdoa agar dapat minum dari telaga nabi tersebut.
Dan seterusnya Anas sepanjang hidupnya selalu mengenang kehidupan Rosulullah. Adalah Anas selalu riang setiap kali bertemu dengan Rosulullah, sangat sedih di saat perpisahan, banyak mengulang-ngulang sabdanya, sangat perhatian mengikuti perkataan-perkataannya dan perbuatan-perbuatannya, menyenangi apa yang disenangi dan membenci apa yang dibenci, dan hari yang paling berkesan baginya karena dua peristiwa : Hari yang pertama ia bertemu dengan Rosulullah dan hari saat berpisah dengan Beliau. Apabila terkenang hari yang pertama beliau berbahagia, dan apabila terkenang hari yang kedua terharu yang membuat orang-orang di sekelilingnya ikut menangis. Beliau sering berkata :"Sungguh saya melihat Nabi saw pada hari pertama bersama kita, dan hari pada saat wafatnya, maka tidaklah aku melihat dua hari itu ada kemiripan. Maka pada hari saat masuk ke Madianah menyinari segal sesuatu. Dan pada hari hampir wafatnya, Jadilah Madinah kota yang gelap. Terakhir aku melihat Rosulullah saw pada hari senen ketika tabir di kamarnya di buka, maka aku melihat wajahnya seperti kertas mushaf, para sahabat saat itu berdiri di belakang Abu Bakr melihatnya, hampir-hampir mereka bergejolak kalau saja Abu bakr tidak menenangkan mereka. Pada hari itulah Rosulullah saw wafat, maka tidaklah kami melihat pemandangan yang sangat mengherankan dari pada melihat wajah Rosulullah saw harus diuruk dengan tanah.
Adalah Rosulullah saw sering mendoakan Anas bin Malik. Di antara doanya :
اللهم ارزقه مالا وولداً ، وبارك له ً

Ya Allah berilah razqi kepadanya harta dan anak, dan berkahilah.

Dan sungguh Allah telah mengabulkan doanya, jadilah Anas orang yang kaya di kalangan Anshor, dan paling banyak keturunannya, sampai-sampai dia panjang umur dan hidup bersama cucu-cucunya lebih dari seratus orang. Dan umurnya mencapai seratus tahun lebih. Dan adalah Anas, sahabat yang sangat mengharapkan syafaat Rosulullah saw. pada hari qiyamat, sering sekali ia mengatakan :" Aku berharap dapat bertemu Rosulullah pada hari qiyamat dan mengatakan kepada Rsulullah saw. ya Rosul inilah saya yang dulu menjadi pembantumu.
Ketika Anas sakit menjelang kematiannya, dia berkata kepada keluarganya :"Tuntunlah aku untuk membacaa لا إله إلا الله ، محمد رسول الله ." Begitulah ia mengulang-ngulangnya sampai datang ajalnya. Beliau pernah berwasiat agar tongkat kecil milik Rosul dikuburkan bersamanya, maka diletakkanlah di antara lambungnya. Selamat bagi Anas, yang telah dikaruniai oleh Allah dengan berbagai macam kebaikan. Total masa hidup Anas bersama rosulullah saw selama sepeuluh tahun. Beliau berada di ranking ketiga di dalam meriwayatkan hadits, setelah Abu Huroiroh dan Abdullah bin Umar. Semoga Allah membalasnya dan ibunya atas jasanya terhadap Islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan.

Tidak ada komentar: