Selasa, 10 Januari 2012

Empat Isteri


Empat Isteri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai
4 isteri.  Dia
 mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan
kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya.

Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3.  Ia
sangat bangga dengan
sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan
wanita cantik
ini kepada semua temannya.  Namun ia juga selalu
kuatir kalau  isterinya ini lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2.  Sang pedagang sangat
menyukainya
karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian.
 Kapan pun pedagang  mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri
ke-2-nya ini,
 yang selalu menolong dan mendampingi sang suami
melewati masa2 sulit.

Sama halnya dengan isteri pertama.  Ia adalah pasangan
yang sangat
setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan
keluarganya. 
Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan
dan bisnis sang  suami.  Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya
meski isteri
 pertama ini begitu sayang kepadanya.

Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia
akan segera
meninggal.  Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan
berkata dalam  hati, "Saat ini aku punya 4 isteri.  Namun saat aku
meninggal, aku
 akan sendiri.  Betapa menyedihkan."

ISTERI KE-4:  NO WAY
Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan
bertanya pada isteri
ke-4-nya.  "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan
kau gaun dan  perhiasan indah.  Nah, sekarang aku akan mati.  Maukah kamu
mendampingi dan menemaniku?" Ia terdiam.... tentu saja
tidak!  Jawab  isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi.  Jawaban  ini sangat menyakitkan hati.  Seakan2 ada pisau terhunus dan mengiris- iris hatinya.

ISTERI KE-3:  MENIKAH LAGI
Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3.
 "Aku pun  mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir.  Maukah  kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?"
Isterinya menjawab,
 hidup begitu indah di sini.  Aku akan menikah lagi jika kau mati.   Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul  dengan jawaban tsb.  Badannya terasa demam.

ISTERI KE-2:  SAMPAI LIANG KUBUR
Kemudian ia memanggil isteri ke-2.  "Aku selalu
berpaling kepadamu
setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu
membantuku sepenuh  hati.  Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku
mati, maukah engkau
 mendampingiku?" Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak bisa  menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur.  Nanti  akan kubuatkan makam yang indah untukmu."

ISTERI KE-1:  SETIA BERSAMA SUAMI
Pedagang ini merasa putus asa.  Dalam kondisi kecewa
itu, tiba2
terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan
menemanimu kemana  pun kau pergi.  Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.

Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri
pertamanya di
sana.  Ia tampak begitu kurus.  Badannya seperti orang
kelaparan. 
Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau
saja aku bisa
merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan
kubiarkan engkau kurus  seperti ini, isteriku."

HIDUP KITA DIWARNAI 4 ISTERI
Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini.
 Isteri ke-4
adalah TUBUH kita.  Seberapa banyak waktu dan biaya
yang kita
keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah.  Semua ini  akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang.  Tak ada keindahan dan  kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. 
 Saat kita meninggal,  semuanya akan pergi kepada yang lain.  Mereka akan berpindah dan  melupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita  dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan  berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun dekat
 hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama  mereka.  Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN
AMAL KITA. 
Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu
untuk terus  setia mendampingi kemana pun kita melangkah.  Hanya
amallah yang
 mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan
bijak serta jangan
pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan
kepada sesama  yang membutuhkan. Betapa pun kecilnya bantuan kita,
pemberian kita
 menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukannya.

Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita
dengan bijak.

Tidak ada komentar: