Selasa, 17 Januari 2012

Aku Dimakamkan Hari Ini


Aku Dimakamkan Hari Ini

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta ,
teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka ,
maafkan aku ayah dan ibu ,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu
beri juga aku waktu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka ...

begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia sia an
kesenangan yg pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan ...

Sabtu, 14 Januari 2012

Air Mata Rasulullah SAW


Air Mata Rasulullah SAW

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin... Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat.

sumber : milis


kafemuslimah.com

Selasa, 10 Januari 2012

Empat Isteri


Empat Isteri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai
4 isteri.  Dia
 mencintai isteri ke-4 dan menganugerahinya harta dan
kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya.

Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3.  Ia
sangat bangga dengan
sang isteri dan selalu berusaha untuk memperkenalkan
wanita cantik
ini kepada semua temannya.  Namun ia juga selalu
kuatir kalau  isterinya ini lari dengan pria lain.

Begitu juga dengan isteri ke-2.  Sang pedagang sangat
menyukainya
karena ia isteri yang sabar dan penuh pengertian.
 Kapan pun pedagang  mendapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri
ke-2-nya ini,
 yang selalu menolong dan mendampingi sang suami
melewati masa2 sulit.

Sama halnya dengan isteri pertama.  Ia adalah pasangan
yang sangat
setia dan selalu membawa perbaikan bagi kehidupan
keluarganya. 
Wanita ini yang merawat dan mengatur semua kekayaan
dan bisnis sang  suami.  Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintainya
meski isteri
 pertama ini begitu sayang kepadanya.

Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia
akan segera
meninggal.  Ia meresapi semua kehidupan indahnya dan
berkata dalam  hati, "Saat ini aku punya 4 isteri.  Namun saat aku
meninggal, aku
 akan sendiri.  Betapa menyedihkan."

ISTERI KE-4:  NO WAY
Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan
bertanya pada isteri
ke-4-nya.  "Engkaulah yang paling kucintai, kuberikan
kau gaun dan  perhiasan indah.  Nah, sekarang aku akan mati.  Maukah kamu
mendampingi dan menemaniku?" Ia terdiam.... tentu saja
tidak!  Jawab  isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa2 lagi.  Jawaban  ini sangat menyakitkan hati.  Seakan2 ada pisau terhunus dan mengiris- iris hatinya.

ISTERI KE-3:  MENIKAH LAGI
Pedagang itu sedih lalu bertanya pada isteri ke-3.
 "Aku pun  mencintaimu sepenuh hati dan saat ini hidupku akan berakhir.  Maukah  kau ikut denganku dan menemani akhir hayatku?"
Isterinya menjawab,
 hidup begitu indah di sini.  Aku akan menikah lagi jika kau mati.   Bagai disambar petir di siang bolong, sang pedagang sangat terpukul  dengan jawaban tsb.  Badannya terasa demam.

ISTERI KE-2:  SAMPAI LIANG KUBUR
Kemudian ia memanggil isteri ke-2.  "Aku selalu
berpaling kepadamu
setiap kali aku mendapat masalah dan kau selalu
membantuku sepenuh  hati.  Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku
mati, maukah engkau
 mendampingiku?" Jawab sang isteri, "Maafkan aku kali ini aku tak bisa  menolongmu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur.  Nanti  akan kubuatkan makam yang indah untukmu."

ISTERI KE-1:  SETIA BERSAMA SUAMI
Pedagang ini merasa putus asa.  Dalam kondisi kecewa
itu, tiba2
terdengar suara, "Aku akan tinggal bersamamu dan
menemanimu kemana  pun kau pergi.  Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu.

Pria itu lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri
pertamanya di
sana.  Ia tampak begitu kurus.  Badannya seperti orang
kelaparan. 
Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau
saja aku bisa
merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan
kubiarkan engkau kurus  seperti ini, isteriku."

HIDUP KITA DIWARNAI 4 ISTERI
Sesungguhnya, kita punya 4 isteri dalam hidup ini.
 Isteri ke-4
adalah TUBUH kita.  Seberapa banyak waktu dan biaya
yang kita
keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah.  Semua ini  akan hilang dalam suatu batas waktu dan ruang.  Tak ada keindahan dan  kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.

Isteri ke-3, STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. 
 Saat kita meninggal,  semuanya akan pergi kepada yang lain.  Mereka akan berpindah dan  melupakan kita yang pernah memilikinya. Sebesar apapun kedudukan kita  dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan  berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.

Sedangkan isteri ke-2, yakni KERABAT DAN TEMAN.
Seberapa pun dekat
 hubungan kita dengan mereka, kita tak akan bisa terus bersama  mereka.  Hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.

Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN
AMAL KITA. 
Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu
untuk terus  setia mendampingi kemana pun kita melangkah.  Hanya
amallah yang
 mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan
bijak serta jangan
pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan
kepada sesama  yang membutuhkan. Betapa pun kecilnya bantuan kita,
pemberian kita
 menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukannya.

Mari kita belajar memperlakukan jiwa dan amal kita
dengan bijak.

Senin, 09 Januari 2012

DZIKIR SELESAI SHALAT

DZIKIR SELESAI SHALAT

66. أَسْتَغْفِرُ اللهَ (ثَلاَثاً) اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَـا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
66.“Aku minta ampun kepada   Allah “(dibaca tiga kali), “ Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia “.[1]
67. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
67.“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan bagi-Nya Kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang tiada berguna untuk menyelamatkan ancaman dari-Mu     [2]
68. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
68.“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujaan yang baik. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir membencinya “.[3]
69. سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ (ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
69.“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar “ (di-baca 33 kali), “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu “. [4]
70. Dibaca setiap selesai shalat fardhu’.[5]

QS.Al Ikhlas, QS.Al-Falaq dan QS.An-Nas 

Dan di Baca Ayat Kursi .
71.“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah), melainkan Dia yang hidup kekal, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.[6]
72. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ (عَشْرَ مَرَّاتٍ بَعْدَ صَلَاةِ اْلمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ)
72.Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian, Dia Menghidupkan dan Mematikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu”, Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Subuh.[7]
73- اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً    ( بَعْد السَّلاَمِ مِنْ صَلاَةِ الفَجْر)
73.“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik dan amal yang diterima “ . Diucapkan setelah salam khusus shalat Subuh.[8]



[1]. Muslim: 1/414.
[2]. Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414.
[3]. Muslim: 1/415.
[4]. Muslim: 1/418, “Siapa yang mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan”.
[5]. Abu Daud: 2/68, lihat Shahih Tirmidzi: 2/8, ketiga surat tersebut disebut juga “Al Mu’awwizaat”, lihat Fathul baari: 9/62.
[6].“Siapa yang membacanya sehabis shalat tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian”, Nasa’i dalam Amalul Yaumi Walailah, no: 100, Ibnu Sunny, no. 121, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Jami’: 5/339, dan Silsilah Hadits Shahih: 2/697, no. 972.
[7]. HR. Tirmidzi: 5/515, Ahmad: 4/227, lihat takhrijnya dalam Zadul Ma’aad: 1/300.
[8]. Ibnu Majah dan lainnya. Lihat Shahih Ibnu Majah: 1/152 dan Majmauzzawa’id: 10/111.