DZIKIR SELESAI SHALAT
66. أَسْتَغْفِرُ
اللهَ (ثَلاَثاً)
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَـا ذَا
الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
66.“Aku
minta ampun kepada Allah “(dibaca tiga
kali), “ Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha
Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia “.[1]
67. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْرٌ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا
مَنَعْتَ، لاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
67.“Tiada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya puji dan
bagi-Nya Kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang
dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi apa
yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang tiada berguna untuk menyelamatkan
ancaman dari-Mu [2]
68.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ
النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
68.“Tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya.
Baginya nikmat, anugerah, dan pujaan yang baik. Tiada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun
orang-orang kafir membencinya “.[3]
69.
سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَاللهُ أَكْبَرُ (ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
69.“Maha Suci Allah, Segala puji bagi
Allah, Allah Maha Besar “ (di-baca 33 kali), “Tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya
pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu “. [4]
QS.Al Ikhlas, QS.Al-Falaq dan QS.An-Nas
Dan di Baca Ayat Kursi .
71.“Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah), melainkan Dia yang hidup kekal, lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah
tanpa seizin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan di
belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.[6]
72.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ (عَشْرَ مَرَّاتٍ بَعْدَ
صَلَاةِ اْلمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ)
72.“Tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya,
bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian, Dia Menghidupkan dan Mematikan dan Dia
berkuasa atas segala sesuatu”, Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib
dan Subuh.[7]
73-
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً ( بَعْد السَّلاَمِ مِنْ
صَلاَةِ الفَجْر)
73.“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik dan amal yang diterima “ .
Diucapkan setelah salam khusus shalat Subuh.[8]
[1].
Muslim: 1/414.
[2].
Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414.
[3].
Muslim: 1/415.
[4].
Muslim: 1/418, “Siapa yang
mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan-kesalahannya
walaupun sebanyak buih di lautan”.
[5].
Abu Daud: 2/68, lihat Shahih Tirmidzi: 2/8, ketiga surat tersebut disebut juga “Al Mu’awwizaat”,
lihat Fathul baari: 9/62.
[6].“Siapa
yang membacanya sehabis shalat tidak ada yang menghalanginya masuk surga
kecuali kematian”, Nasa’i dalam Amalul Yaumi Walailah, no: 100, Ibnu Sunny,
no. 121, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Jami’: 5/339, dan Silsilah Hadits
Shahih: 2/697, no. 972.
[7].
HR. Tirmidzi: 5/515, Ahmad: 4/227, lihat takhrijnya dalam Zadul Ma’aad: 1/300.
[8].
Ibnu Majah dan lainnya. Lihat Shahih Ibnu Majah: 1/152 dan Majmauzzawa’id:
10/111.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar