Selasa, 04 November 2008

Istri Kasar dan Sering ke Luar Rumah Tanpa Pamit

Istri Kasar dan Sering ke Luar Rumah Tanpa Pamit

Assalammu'alaikum wr.wb

Kami baru berumah tangga 5 bulan. Sebelumnya saya dan istri tinggal di rumah orangtua saya. Yang tinggal di rumah orangtua saya adalah ibu dan dua adik saya, sedangkan ayah saya sudah almarhum. Kedua adik saya laki-laki. Kakak-kakak saya sudah berkeluarga dan mempunyai rumah masing-masing. Saya bersaudara sembilan laki-laki dan satu perempuan. Tapi istri saya tidak betah tinggal di rumah orangtua saya dengan alasan tidak bisa menyesuaikan diri ke orangtua saya. Saya tidak tega untuk keluar dari rumah meninggalkan ibu saya.

Rumah orangtua saya lumayan besar dan banyak kamar yang kosong. Ibu saya menyarankan, dari pada pindah rumah atau kontrak rumah akan banyak mengeluarkan biaya. Tapi, istri saya tetap bersikeras untuk minta pindah, dengan alasan kalau kita bertengkar bisa lebih bebas (alasan yang tidak masuk akal). Akhirnya saya minta izin ke ibu saya, bahwa saya akan pindah dari rumah ini, dan akan mencari rumah kontrakan dengan alasan saya mau belajar mandiri.

Selama istri tinggal di rumah orang tua saya, saya dan istri selalu bertengkar, ada saja masalah yang dicari-carinya. Setelah tinggal bersama orangtua selama 3 bulan, akhirnya saya pindah dari rumah orang tua. Saya sangat sedih sekali meninggalkan ibu saya. Tapi, setiap minggu kakak-kakak saya dan keluarganya datang berkunjung ke rumah.

Selama saya tinggal dikontrakan, saya jarang bersilaturahmi ke rumah orang tua saya, karena istri selalu menolak. Saya sudah bilang ke istri saya bahwa keluaraga saya adalah keluarganya juga. Karena istri saya di kota ini tidak ada saudaranya sama sekali. Saya juga pernah bilang ke istri saya "seandainya saya tinggal di kota kamu saya mau tidak mau harus bisa menyesuaikan ke keluarga kamu."

Selama saya tinggal di rumah kontrakan, saya selalu selalu bertengkar dengan istri. Istri saya tidak akan segan-segan membanting barang-barang yang ada di sekitarnya, dan berani menunjuk-nunjuk jari telunjuknya ke muka saya dengan berkata "anjing luh...Ceraiin gue!" Saya sampai bergetar dan sambil beristifar. Waktu saya kenal sebelum menikah dengan dia, dia sama sekali tidak ada sifat kasar seperti itu.

Perkataan seperti itu, sering diucapkan kalau dia sudah emosional sekali. Padahal setiap bertengkar masalahnya sepele. Sekarang istri saya sering pergi tanpa seizin saya dan tidak pulang. Saya coba hubungi ke hp-nya dan menanyakan posisinya di mana? Tapi, dia bilang saya tidak perlu tahu ia berada di mana, saya khawatir sekali dengan dia, takut terjadi kenapa-kenapa dengan istri saya. Istri saya tidak bekerja. Apa yang harus saya lakukan?

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Ari

Jawaban :

Assalammu'alaikum wr.wb.

Bapak Ari yang penyabar, sedih benar ya pak, baru 5 bulan menikah sudah ditinggalkan istri dan yang mengkhawatirkan bapak tidak tahu keberadaannya saat ini, padahal istri tidak punya sanak saudara di kota ini.

Berdasarkan cerita bapak, nampaknya bapak memang belum cukup mengenali istri, sehingga merasa kaget saat mendapatkan sifat-sifatnya yang berbeda dari yang bapak ketahui. Sebagian kita kadang memang terkejut, saat mendapatkan kenyataan bahwa pasangan memiliki sifat yang tidak kita sukai, di mana hal itu tidak terungkap sebelum kita menikahinya.

Namun, pernikahan merupakan sebuah komitmen ketika mau menerima kelebihannya, maka siap juga menerima kekurangannya. Memang tidak mudah menerima kenyataan pasangan tidak seideal yang kita bayangkan. Mengingat usia pernikahan yang masih sangat muda,maka memang akan dibutuhkan banyak kesabaran untuk dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan karakternya.

Saya memang menyayangkan sikap istri bapak yang kasar dan "minggat" dari rumah ketika bertengkar. Ini jelas salah dan menjadi PR bapak sebagai kepala rumah tangga agar dapat membimbing istri agar bisa menyelesaikan perselisihan dengan cara yang lebih baik. Jadi jika terjadi pertengkaran dalam proses memahami dan mengenali pasangan sebenarnya hal yang wajar. Selain itu perselisihan juga menyadarkan kita bahwa masih ada yang belum pas dengan cara kita menyelesaikan masalah.

Apalagi pertengkaran tersebut sampai membuat istri lari dari rumah, berarti bapak memang belum mengenalinya, dan perlu mencari jalan yang lebih efektif dalam bicara dan selesaikan masalah. Saran saya saat ini, adalah temukan dulu istri bapak dengan berusaha tetap menjaga kontak telpon atau sms dengan istri, meskipun istri saat ini nampak menolak, tapi setelah emosinya turun semoga ia mau kembali.

Setelah istri kembali, bersabarlah dan berbicara dengan baik kepadanya, dengarkan keluh kesahnya, sehingga bapak dapat lebih memahami dan mengenali istri. Semoga dengan pendekatan yang baik dan selalu melakukan intropeksi dalam perjalanan rumahtangga, maka hubungan dengan istri akan semakin baik. Saya turut berdoa agar bapak dapat segera menemukan istri, dan kembali membangun rumah tangga yang lebih baik dan harmonis. Amin.

Wallahu a'lam bish-shawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh.



www.eramuslim.com

Tidak ada komentar: