Kamis, 28 Februari 2008

MENUNDUKKAN PANDANGAN

MENUNDUKKAN PANDANGAN
Sarana: Halaqah

TUJUAN INTRUKSIONAL
Setelah mendapatkan materi ini peserta akan mampu:
1. Mengetahui perihal menundukkan pandangan, yaitu dengan memberikan definisi menundukkan pandangan.
2. Memahami pentingnya menundukkan pandangan, yaitu dengan menguraikan berbagai hal yang berkaitan dengan menundukkan pandangan
3. Menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan melalui pandangan
4. Menggunakan pandangan seoptimal mungkin untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT untuk meraih ridhaNya

TITIK TEKAN MATERI


Dengan pemberian materi tentang menundukkan pandangan ini maka dalam diri seseorang akan terbentuk pribadi yang memiliki matinul khuluq. (3; 15)

Materi ini menekankan pentingnya menundukkan/menjaga pandangan, yaitu dengan menjauhi segala bentuk kemaksiatan melalui pandangan, dan menggunakan pandangan seoptimal mungkin taat kepada Allah SWT. Bentuk kemaksiatan melalui pandangan antara lain
adalah melihat lawan jenis yang bukan muhrim melebihi keperluan, melihat atau membaca gambar atau tulisan porno, dan mengintip hal-hal yang diharamkan, dll.

Pandangan mata syahwat merupkan salah satu bentuk perzinaan (zina mata) yang dapat menjadi pintu masuk pada zina yang sebenarnya. Oleh karena itu hendaknya senantiasa memohn pertolongan Allah SWT dan senantiasa berusaha menghindarinya. Menggunakan mata untuk taat pada ketentuan Allah SWT antara lain melalui aktivitas membaca dan mentadabburi ayat-ayat Allah SWT, baik ayat-ayat dalam Al-Qur'an maupun yang berupa ayat-ayat kealaman, serta menggunakan pandangan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Allah SWT menghendaki menundukkan pandangan baik pada muslim maupun muslimah (QS. 24; 30-31).

Menundukkan/menjaga pandangan hendaknya menjadi akhlaq muslim dan muslimah karena Allah SWT mengingatkan melalui firman-Nya bahwa neraka dijadikan untuk dipenuhi oleh manusia yang dikaruniai mata akan tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT



Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 7; 179),


dan Kami nampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas. yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah mereka tidak sanggup mendengar. (QS. 18; 100-101).

Menundukkan pandangan bukan berarti memejamkan mata atau memalingkan muka yang mengakibatkan orang lain tersinggung, akan tetapi adalah menggunakan mata untuk menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Allah SWT mengingatkan pula bahwa sesungguhnya penglihatan termasuk yang akan dimintai pertanggungjawaban

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. 17; 36).

Oleh karena itu hendaknya bersegera menggunakan pandangan/mata untuk membaca ayta-ayat Allah SWT, baik ayat-ayat Al-Qur'an maupun ayat-ayat kealaman, jangan menunggu mata rabun atau bahkan rusak.

POKOK-POKOK MATERI

1. Hakikat menundukkan pandangan
2. Dalil-dalil Qur'an dan sunnah tentang pentingnya menundukkan/menjaga pandangan
3. Kemaksiatan mellui pandangan dan kiat-kiat menjauhinya
4. Kiat-kiat menggunakan pandangan untuk taat kepada Allah SWT

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Berikan pengantar bahwa topik yang dibahas adalah tentang menundukkan pandangan dan sampaikan tujuan pembelajaran materi ini. Pancing peserta mengemukakan pendapatnya tentang menundukkan pandangan. Luruskan dan lengkapi tanggapan peserta tentang menundukkan pandangan disertai dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan Sunnah pendukungnya yang berupa perintah, peringatan maupun ancaman.

Kemukakan kisah Nabi Yusuf dengan Zulaikha beserta para wanita tamunya dan kisah sahabat Ali yang dipalingkan wajahnya oleh Rasulullah ketika memandang seorang wanita dan kisah-kisah lainnya. Pancing peserta mengemukakan kiat-kiat menggunakan pandangan untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT dalam upaya meraih ridhaNya. Lengkapi tanggapan peserta tentang kiat-kiat tersebut sesuai target yang ditetapkan.

MARAJI'

Al-Ghazaly (1976), Ihya' Ulumuddin (diterjemahkan oleh Teuku Jakub, buku 3), CV Faizan, Semarang.

An-Nawawi, Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf, Riyadushshalihin: Buku I, PT. Al-Ma'arif, 1986., Bandung.

Yusuf Qardhawi, Khutbah Jum'at tentang Demokrasi (imamah dalam berpolitik tidak sama dengan demokrasi)

Muqaddimah

Zaman dimana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang penuh dengan fitnah. Di antara yang secara sistematis membangun fitnah, khususnya merangsang syahwat rendah manusia, adalah media (massa dan elektronika). Nyaris tidak acara acara media yang tidak menyuguhkan ritual yang merangsang syahwat rendah. Pamer aurat yang dilakukan kebanyakan perempuan menunjukkan betapa rendahnya moral ummat sekarang ini. Ditambah lagi dengan suguhan perilaku jahiliyyah yang sudah dianggap wajar dan biasa. Di sinilah pentingnya memahami kenapa kita harus ghadhdhul Bashar (menundukkan pandangan).

Kita memang harus menyadari bahwa mata adalah nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Namun banyak manusia yang mengetahui bahwa mata adalah nikmat tapi tidak mengetahui bagaimana mensyukuri nikmat. Banyak manusia yang kemudian menggunakan matanya untuk kebutuhan melakukan maksiat. Padahal Rasulullah saw mengingatkan kepada kita semua "Pandangan (terhadap seorang wanita) adalah salah satu panah beracun dari busur panah yang dimiliki oleh Iblis yang akan mengenai hati seorang mukmin. Barangsiapa meninggalkan pandangan ini karena takut kepada Allah Swt., maka Allah akan menggantinya dengan keimanan yang terasa manis di hatinya."

Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa pandangan mata akan banyak memberikan pengaruh kepada hati. Dapat dikatakan bahwa mata merupakan salah satu alat yang banyak memberikan pengaruh pada hati. Mata dapat membuat hati terang atau sebaliknya. Tergantung pada apa yang biasa dilihat oleh mata. Mata merupakan bab (pintu) hidayah menuju hati..

Rasulullah Saw memberikan anjuran halus agar setiap mukmin dapat mensyukuri nikmat pada dengan benar. Anjuran-anjuran dimaksud sekaligus mengajak mukmin agar sebaik mukmin dapat menggunakan nikmat mata. Di antaranya adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Turmudzi dalam sunannya sebagai berikut

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ رُزَيْقٍ أَبُو شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَطَاءٌ الْخُرَاسَانِيُّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عُثْمَانَ وَأَبِي رَيْحَانَةَ وَحَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ شُعَيْبِ بْنِ رُزَيْقٍ

"Ada dua mata yang tidak akan terkena api neraka: (!) Mata yang mengalirkan air mata karena takut kepada Allah; (2) mata yang begadang malam untuk melakukan penjagaan dalam jihad fi sabilillah."

Rasulullah Saw juga menganjurkan agar mata digunakan untuk melihat al akh dengan pandangan kasih sayang. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hakim dari Ibn Amr:

من بظر لأخيه نظرة ودّ غفر الله لهما
"Barangsiapa memandang saudaranya dengan pandangan kasih sayang maka Allah akan menghapus dosa-dosa keduanya"
Hadits dho'if

Mata juga dapat digunakan sebagai alat merenungkan ciptaan Allah. Mata harus dihindarkan dari melihat segala yang haram. Dan tentu saja bagi orang yang mampu memelihara matanya dari melihat hal-hal yang haram, maka Allah akan memberikan ganjaran yang besar kepadanya. Bahkan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa menahan pandangan dari melihat yang diharamkan merupakan mahar untuk mendapatkan bidadari syurga.

من غض بصره عن النظر الحرام زوج من الحور العين حيث أحب
"Barangsiapa yang menjaga matanya dari memandang yang haram, maka ia akan dinikahkan dengan bidadari yang disukainya yang selalu menjaga pandangan matanya."



"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati."
Al Mukmin, :19

Ibn Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan:

"Ada wanita lewat di tengah-tengah kerumunan banyak orang. Di antara kerumunan itu ada seorang laki-laki yang kelihatannya menjaga pandangan matanya. Dia kelihatan enggan melihat wanita itu. Namun, apabilaia merasa bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya sedang tidak memperhatikannya, ia mencuri pandangan dan memandang wanita itu sejenak. Di saat hatinya mengingatkan bahwa orang-orang disekitarnya memperhatikannya, ia mulai mengatur pandangan matanya. Padahal sebenarnya, Allah mengetahui bahwa ia ingin melihat aurat wanita itu."

Hukum Menundukkan pandangan

Hukum dasar syariat dalam memandang perempuan dewasa yang bukan muhrim secara sengaja adalah haram. Kecuali jika itu dilakukan untuk suatu kebutuhan dharuri yang dibenarkan syariat. Di antara dalil yang mendukung pendapat tersebut adalah Qs. An nur,:30-31 yang berbunyi


"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Ada dua hal yang diingatkan dalam ayat tersebut, yaitu menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Penyebutan secara beriringan sepertinya menegaskan bahwa ada konsekuensi logis yang negatif dari melihat yang tidak benar. Dalam sebuah hadits Riwayat Ahmad, Bukhari, Abu Daud, Tiormidzi, Nasa'i, dan Ibn Majah disebutkan bahwa:

"Nabi Saw suatu ketika pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, tentang aurat kita, bagaimana memperlakukannya?" Rasulullah Saw menjawab: "Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau hamba sahaya wanitamu." Beliau kembali ditanya: "Bagaimana jika beberapa orang satu jenis dalam satu tempat, bagaimana sikap kita?" Jawab beliau Saw: "Jika kamu sanggup hingga auratmu tidak dilihat oleh salah seorang mereka, maka usahakanlah agar tidak terlihat." Ada pula yang bertanya: "Bagaimana jika kami di tempat sepi sendirian ya Rasulullah?" Jawab beliau: " Allah lebih berhak untuk kamu sikapi dengan rasa malu dibanding manusia."

Dalam shahih Bukhari diriwayatkan bahwa al Fadhl bin Abbas ra suatu hari duduk di belakang Rasulullah saw pada hari raya qurban, dari Muzhdalifah ke Mina. Kemudian lewatlah wanita-wanita yang mengendarai unta. Karena itu, al Fadhl memfokuskan pandangannya kepada mereka. Mengetahui hal itu, Rasulullah saw segera mengarahkan kepada al Fadhl kearah berlainan. Hadist ini menunjukkan bahwa Rasulullah saw melarang perlakuan seperti itu. Pandangan demikian itu dikhawatirkan dapat menyebabkan pelakunya terseret dalam jurang maksiat lebih jauh lagi.

Pandangan yang Mendadak

Dalam Shahih Muslim dari Jarir bin Abdullah al Jubali, ia berkata saya bertanya kepada Nabi Saw tentang memandang secara tak sengaja (mendadak), maka beliau memerintahkan aku untuk mengalihkan pandanganku." Abu Daud meriwayatkan dalam Sunan nya dari Nabi Saw bahwa beliau bersabda kepada Ali bin Abi Thalib "Hai Ali, janganlah engkau mengulangi pandangan yang pertama. Karena pandangan yang pertama dimaafkan, sedangkan pandangan yang kedua dilarang."

Maksud pandangan pertama pada hadits di atas bukanlah memandang dengan sengaja, melainkan memandangan mendadak (tidak disengaja).

Hukum memandang ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Jika laki-laki yang bersama perempuan itu adalah buta maka tetap saja bagi perempuan diwajibkan untuk menjaga pandangan matanya dan menutup auratnya. Mengikut kepada hadits Ummu Salamah yang berbunyi :

"Ummu Salamah menceritakan bahwa ia bersama Maimunah berada dalam majlis Rasulullah Saw. Kemudian datanglah Ibn Maktum. Rasulullah Saw memerintahkan kepada keduanya, "Berhijablah kalian darinya". Mendengar perintah itu, Maimunah bertanya, "Ya Rasulullah, bukankah dia buta, sehingga dia tidak melihat kami?" Beliau Saw menjawab, "Tapi apakah kalian berdua juga buta, sehingga kalian tidak melihatnya?"

Harus diketahui bahwa terdapat tiga hukum di seputar memandang, yaitu pertama: memandang yang diharamkan. Maksudnya adalah memandang lawan jenis yang bukan muhrim, tanpa ada keperluan yang membolehkan memandang kepada orang itu. Haram memandang dengan syahwat kecuali dengan suami/istri. Kedua; memandang yang disunnahkan. Adalah memandang kepada wanita yang akan dinikahi. Ketiga; memandang yang dibolehkan seperti memandang tanpa sengaja kepada perempuan yang bukan muhrim. Suami yang memandang tubuh istrinya ataupun memandang lawan jenis karena ada keperluan darurat seperti perobatan, menerima dan memberi persaksian. Namun untuk semua itu harus disaksikan oleh muhrim.

BAHAYA MENGUMBAR PANDANGAN MATA

MELIHAT hal-hal yang diharamkan oleh agama merupakan cobaan yang sangat besar dan sangat ber¬bahaya bagi keberagamaan kita. Bahkan, ia merupakan sumber malapetaka. Melihat hal-hal tersebut merupakan indikasi keinginan gejolak nafsu birahi. Kebanyakan kasus perzinaan yang terjadi diawali dengan pandangan yang diharamkan ini. Memandang barang haram, lama¬kelamaan akan menyebabkan munculnya anggapan bahwa hal itu adalah biasa saja. Di samping itu, me¬nimbulkan khayalan dan keinginan terlarang dalam pikiran dan hati. Ia juga merupakan salah satu pintu tempat masuknya setan sehingga banyak manusia tergelincir karenanya.

Ibnu Abbas r.a. berkata, "Setan selalu berada dalam tiga tempat pada diri laki-laki; pada pandangannya, hatinya, dan kelaminnya. Ia berada pada tiga tempat pada diri seorang wanita; pada pandangannya, hatinya, dan kelemahannya."

Kemaksiatan banyak terjadi karena omongan yang berlebihan dan pandangan yang diumbar. Dua hal tersebut merupakan pintu besar tempat masuknya setan, Mulut tidak akan pemah penuh dengan omongan dan mata tidak akan pemah penuh dengan pandangan. Berbeda dengan perut, ia akan merasa cukup apabila sudah penuh dengan makanan. Hingga ada ungkapan, "Ada empat hal yang tidak pernah penuh dengan empat hal lainnya. Yaitu, mata tidak akan pernah penuh dengan pandangannya, telinga tidak pemah penuh dengan berita, bumi tidak akan pernah penuh dengan tumpahan air hujan, dan jagat raya tidak akan pernah penuh dengan tanda-tanda kekuasaan Tuhan." Untuk menggambarkan orang-orang yang terkena cobaan memandang hal-hal yang diharamkan ini, Pandangan haram akan menimbulkan khayalan dan angan-angan sehingga kita akan selalu memikirkannya. Oleh karenanya, hal itu diharamkan. Khayalan dan angan¬angan seringkali mendorong kita untuk melangkah lebih jauh dan mengatur rencana untuk melewati jalan-jalan yang dilarang. Makanya, Rasulullah saw. bersabda,



"Zinanya mata adalah memandang (hal yang diharamkan ). "



"Hawa nafsu selalu berkhayal dan berkeinginan, dan kemaluan akan membenarkannya (dengan menuruti nafsu itu) atau mendustakannya (dengan tidak menuruti nafsu)."

Karena pandangan mata merupakan sumber utama perzinaan, maka Allah menyuruh kita untuk menundukkan pandangan mata kita guna menjaga kemaluan kita dari melakukan hal-hal yang dilarang. Kasus-kasus perbuatan keji kebanyakan berawal dari pandangan mata, Begitu juga penghuni neraka kebanyakan mereka adalah berawal dari melakukan dosa-dosa kecil. Proses terjadinya dosa tersebut adalah diawali dengan pandangan mata kemudian diikuti perkataan hati. Lalu, langkah kaki dan terakhir terjerumus ke dalam kesalahan. Karenanya, ada orang yang bilang, "Barangsiapa bisa menjaga empat perkara berikut ini, maka ia berarti telah menjaga agama¬nya; (1) pandangan yang sekejap, (2) perkataan-perkataan hati, (3) ucapan-ucapan lisan, dan (4) langkah-langkah kaki

Dzun Nun berkata, "Pandangan mata (terhadap hal yang diharamkan) meskipun sekejap akan menyebabkan kesedihan. Diawali dengan penyesalan dan diakhiri dengan kerusakan dan kerugian. Barangsiapa menuruti pandangan matanya, maka berarti ia menuju kepada kematian."

Ibnul Qayyim menjelaskan dengan panjang lebar tentang bahaya pandangan mata ini. Pandangan mata menipakan penunjuk jalan bagi hawa nafsu dan sekaligus utusannya. Menjaga pandangan mata berarti menjaga kemaluan dari melakukan perbuatan nista. Barangsiapa mengumbar pandangan matanya, maka ia telah meng¬giring dirinya sendiri menuju jurang kehancuran. pandangan mata merupakan sumber utama terjadinya kasus-kasus keji yang dilakukan oleh manusia.

Pandangan mata melahirkan perkataan hati. Ke¬mudian diikuti oleh pikiran, syahwat, dan keinginan. Apabila keinginan ini menjadi kuat, maka berubah menjadi tekad dan diakhiri dengan perbuatan dan tindakan. Rentetan proses ini pasti terjadi apabila tidak ada hal-hal yang menghentikannya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa sabar dalam menundukkan pan¬dangan mata sebenamya lebih mudah dan lebih ringan dibanding sabar merasakan pesakitan setelahnya".

Ibnul Qayyim menerangkan beberapa tipu daya setan dalam usahanya untuk merusak anak Adam dengan melalui pandangan mata ini. Ia berkata, "Setan berkata kepada kawan-kawannya, 'Apabila kamu sekalian ingin menguasai lubang-lubang milik manusia (yang mem¬punyai potensi untuk melakukan kemaksiatan), maka cegahlah mata mereka dari mengambil pelajaran ketika melihat. Jadikanlah pandangan mereka pandangan yang selalu menganggap baik segala hal, penuh kemaksiatan dan kelalaian. Apabila ia mulai tertarik dengan pandangan yang penuh ibrah dan pengambilan pelajaran, maka rusaklah rencananya itu dengan mengisi pandangannya dengan syahwat, kelalaian, dan keserbabolehan. Karena hal yang seperti itu terasa lebih ringan dan lebih mudah bagi dirinya. Kuasailah lubang mata. Dengannya kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan.

Saya tidak pemah menemukan cara yang lebih hebat untuk merusak anak Adam selain lewat pandangan mata ini. Dengannya saya bisa menebar benih syahwat di hatinya. Kemudian benih itu saya siram dengan air angan-angan. Tidak henti-hentinya saya memberi mereka janji dan harapan-harapan hingga saya bisa memperkuat keinginan mereka. Dengan cara seperti ini, saya bisa mengendalikan mereka dengan tali pelana syahwat yang mengikat mereka sehingga mereka merasa ringan untuk melakukan kesalahan-kesalahan.

Jangan sampai kalian lupa dengan lubang mata ini. Rusaklah ia sekuat tenagamu. Usahakan manusia merasa bahwa masalah pandangan mata ini adalah masalah yang sepele. Katakan kepadanya,'Dengan pandangan matamu, kamu bisa menyucikan Tuhanmu dan bisa bertafakur akan keagungan ciptaan-Nya. Indahnya pemandangan yang diciptakan tidak lain adalah agar orang yang melihat bisa menjadikannya sebagai bukti dan dalil akan keagimg¬an penciptanya. Kedua mata diciptakan oleh Allah bukan tanpa guna. Bukanlah maksud Allah menciptakan pemandangan-pemandangan indah itu untuk dibiarkan saja oleh mata."

Rasulullah saw. menganggap pandangan yang haram sebagai busur panah beracun milik setan. Beliau bersabda,

"Pandangan (terhadap seorang wanita) adalah salah satu busur panah beracun dari busur panah-busur panah yang dimilihi oleh Iblis." (HR Ahmad)

Hal ini karena pandangan mata sangat mempe¬ngaruhi hati. Sehingga, bahayanya diumpamakan seperti bahaya racun yang menjalar di sekujur tubuh manusia. Ia juga bagaikan api yang berkobar. Apabila rumput kering masuk ke dalamnya, maka rumput itu akan terbakar seluruhnya atau sebagian. Orang yang meman¬dang barang haram, berarti ia telah melepaskan busur yang sasarannya adalah hatinya sendiri dan ia tidak merasa.

Ibnul Jauzi menerangkan bahaya ini dan berkata, "Sabda Rasulullah bahwa pandangan (terhadap seorang wanita) adalah salah satu busur panah beracun... merupakan ungkapan isyarat. Racun menjalar di dalam hati. Ia bereaksi dan mempunyai efek negatif pada bagian dalam tubuh sebelum efek itu terlihat pada bagian luar dari tubuh. Berhati-hatilah dengan pandangan mata ini karena ia penyebab celaka. Penanggulangannya mudah apabila ia masih dalam tahap permulaan. Namun, apabila ia sudah berbilang-bilang, maka penanggulangannya sangat susah dan akan membahayakan kamu.

Sebagai contoh, apabila kamu melihat seekor kuda hendak melewati jalan yang sempit, dan sebagian badannya sudah masuk ke jalan itu, maka kuda itu susah untuk berputar kembali karena jalannya sangat sempit. Ada orang yang menasihati penunggang kuda itu, 'Kembalikan kuda itu secepatnya sebelum ia benar-benar masuk ke jalan itu.' Apabila penungang kuda itu menerima nasihat tersebut, maka kuda itu bisa dikem¬balikan ke belakang dengan mudah. Namun, apabila penunggang kuda itu tidak mengindahkan nasihat tersebut, maka kudanya akan terus masuk ke jalan sempit itu. Akhimya, penunggang itu harus menarik tali pengikat kuda itu dengan susah payah, bahkan mungkin tidak bisa.

Begitu juga halnya dengan pandangan mata. Apabila, ia sudah mulai menggoda hati, maka jika orang yan mempunyai mata itu langsung berusaha menundukkan mata dan menjaganya, maka bahaya pandangan mata itu bisa dengan cepat tertanggulangi. Dan sebaliknya, apabila ia mengulangi pandangannya itu, maka ia seakan menyelidiki hal yang dipandang itu dan dengan serta merta memindahkannya ke dalam hatinya yang kosong dan mengukirnya di sana. Apabila pandangan itu berkelanjutan terus, maka ia bagaikan air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Tanaman itu akan terus tumbuh dan akan merusak hati. Juga memalingkannya dari memikirkan hal-hal positif, mengantarkannya mendekati larangan dan melemparkannya ke dalam jurang kebinasaan.

Penyebab utama dari munculnya kerusakan ini semua adalah karena orang yang melihat merasa nikmat dengan pandangannya itu. Sehingga, ia mengulanginya dengan maksud untuk mendakatkan kenikmatan yang lebih sem bari hatinya berkata bahwa memandang seperti itu adalah hal yang biasa dan tidak berdosa. Akhirnya, ia terjenamus ke dalam jurang kebinasaan. Andaikan sedari awal ia mau menundukkan matanya, maka ia akan selamat."

• Pandangan yang haram sangat berbahaya bagi kesucian hati. Ia bisa mengantarkan kita kepada tempat yang sangat jauh. Juga bisa menyebabkan kita kehilangan kesabaran. Apabila hal ini terjadi, tentunya sangat menyakitkan. Allah menciptakan mata sebagai cerrnin bagi berbagai wama gejolak yang ada di dalam hati. Apabila seseorang mampu untuk menjaga pandangannya, maka ia berarti menjaga hatinya dan keinginan dan nafsu syahwatnya. Begitu juga sebaliknya, apabila ia mengumbar pandangannya, berarti ia telah membebaskan hatinya untuk menuruti syahwatnya. Nabi Isa a.s. berkata, Berhati-hatilah dengan pandangan mata karena ia bisa menumbuhkan syahwat di hati. Apabila itu terjadi, maka cukuplah hal itu sebagai ujian dan cobaan." Ibnu Mas'ud r.a. berkata, Dosa bisa menguasai hati seseorang. Setan akan selalu mempunyai rencana keji bersamaan dengan setiap pandangan mata yang sedang diarah¬kan oleh seseorang." Hasan al-Bashri r.a. berkata, "Barangsiapa mengumbar pandangan matanya, maka ia akan merasakan penyesalan yang amat panjang."

• Mengumbar pandangan mata tidak mungkin terjadi kecuali apabila ada kecerobohan, kurang pertimbang¬an, lemahnya tekad dalam hati, dan tidak berpikir panjang akan konsekuensi-konsekuensi negatif setelahnya.

• Mengumbar pandangan mata menyebabkan kita melupakan Allah dan hari akhir, menjerumuskan kita ke dalam jerat kerinduan. Pandangan mata laksana segelas khamar dan kerinduan yang muncul laksana unsur pemabuk dalam khamar tersebut. Bahaya¬bahaya akibat jeratan rindu bisa mendekatkan kepada kemusyrikan. Pasalnya sesungguhnya kerinduan bisa memperbudak hati. Karena ruangan dalam hati sepenuhnya dipersembahkan untuk orang yang dirindu.

• Di antara bahaya pandangan mata adalah ia seringkali menimbulkan duka lara dan keluh kesah. Orang yang berada dalam kondisi seperti ini, akan mengalami suatu perasaan yang tiada tara yang ia sendiri tidak mampu dan tidak akan sabar untuk mengendalikannya. Hilangnya kekuasaan dan kesabaran seperti ini merupakan cobaan yang mahaberat bagi kita. Betapa banyak orang yang mengumbar pandangan-pandangan matanya. Sewaktu ia hendak melepaskan diri dari pandangan itu, ia terjerat tanpa daya bagai orang yang meninggal dunia. Sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair, "Wahai orang yang mengumbar pandangan mata. Di saat kamu ingin lepas dari pandangan-pandangan itu, kamu malah terjerat di antaranya. Tidak berdaya bagaikan orang yang binasa. "

Sangat mengherankan memang, pandangan mata meskipun sekejap, ia tetap merupakan busur panah yang tidak akan sampai kepada orang yang dipandang kecuali setelah yang memandang tersebut menyiapkan sisi ruang hatinya untuk orang yang dipandangnya itu. Lebih mengherankan lagi, pandangan mata bisa menyebabkan hati terluka dan luka ini akan menjalar ke mana-mana. Sehingga, pengobatan dengan pembedahan pun sudah tidak terasa sakit lagi karena luka tersebut sudah dianggap biasa.

Dikatakan juga,

"Barangsiapa diberi (anugerah) musuh dan penghasud maka (musuh dan penghasud) yang diberikan kepadaku berasal dari kedua mataku dan hatiku. Mata dan hatiku melahirkan pandangan kemudian Pikiran (khayalan) Dan keduanya tidak memberikan kepadaku (kesem¬patan) tidur dan pikiran (Yang jernih)

• Bisa terjerat dalam cinta dan rindu yang diharamkan.


Faedah-Faedah Menundukkan Pandangan

Dalam surat an Nur, 30-31 disebutkan tentang utamanya menjaga pandangan dan menjaga kemaluan. Menjaga kemaluan, misalnya, akan mendapatkan keuntungan besar berupa dimasukkan ke dalam syurga Firdaus. Hal ini dinyatakan dalam surat al Mukminun, 1-11. Nabi saw menyatakan bahwa ia menjamin syurga bagi orang yang menjaga pandangan dan kemaluannya. "Jaminlah enam hal dari kalian kepada diriku, niscaya aku jamin kalian dengan syurga. Yaitu, jujurlah jika kalian berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikanlah sesuatu yang diamanatkan kepada kalian, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, dan jagalah tangan kalian (dari melakukan dosa)"

Dalam hal lain Rasulullah Saw berkata:

كل عين باكياة يوم القيامة إلا عين غضت عن محارم الله و عين سهرت في سبيل الله و عين يخرج منها مثل رأس الذباب من خشية الله

"Semua mata akan menangis pada hari kiamat kecuali, , mata yang menahan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan Allah, mata yang begadang di jalan Allah, mata yang darinya keluar air mata seperti kepala lalat karena takut kepada Allah."

ما من مسلم ينظر إلى محاسن امرأة ثم يغض بصره إلا أحدث الله له يجد حلا وتها في قلبه

"Setiap muslimyang melihat kecantikan seorang perempuan tanpa sengaja, kemudian ia menundukkan pandangan niscaya Allah berikan baginya ibadah yang ia rasakan nikmat dalam hatinya."

Selanjutnya tentang keutamaan menjaga kemaluan, diriwayatkan dari Nabi Saw bahwa dari tujuh yang diberikan-Nya naungan pada hari kiamat, sementara hari itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah. "(Salah seorang yang diberikan naungan Allah pada hari kiamat) adalah lelaki yang digoda untuk berselingkuh dengan perempuan terhormat dan cantik jelita. Namun ia menolaknya sambil berkata: "Saya takut kepada Allah"

من يضمن لي ما بين لحيته و ما بين رجليه ضمنت له الجنة

"Barangsiapa menjamin dan menjaga lidah dan kemaluannya dari perbuatan dosa, niscaya aku jamin baginya syurga."

يا شباب قريش احفظوا فروجكم لا تزنوا الا من حفظ فرجه دخل الجنة


"Wahai pemuda Qurasiy, jagalah kemaluanmu, janganlah kalian berzina, ketahuilah, siapa yang menjaga kemaluannya, niscaya dia mendapat syurga."

Kemudian Abul Husain al Warraq berkata: "Siapa yang menundukkan pandangannya dari obyek yang diharamkan untuk dipandang, maka dengan perbuatan itu Allah akan memberikannya hikmah pada lidahnya yang dengan itu ia memberi petunduk kepada orang yang mendengarkannya. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari syubhat, maka Allah memberikan cahaya dalam hatinya dengan cahaya yang meneranginya menuju jalan keridhoan-Nya."

Adapun beberapa keuntungan dari menundukkan pandangan jika diperinci adalah sebagai berikut:

1. SEBAGAI JALAN UNTUK MENJAGA HATI
Oleh karena pada awalnya hati itu bersifat bersih. Namun panca indera telah mengotorinya dengan masukan-masukan yang diberikannya kepada hati. Pandangan mata memberikan informasi apa yang dilihat dengan gambar penglihatan yang dapat diangan-angankan melalui hati. Abdullah bin Khubaiq berkata, "Faktor yang amat penting ada empat. Yaitu, matamu, lidahmu, hatimu, dan hawa nafsumu. Perhatikanlah matamu, jangan gunakan ia untuk melihat sesuatu yang tidak halal. Perhatikanlah lidahmu, jangan gtmakan lidah itu untuk mengatakan sesuatu yang dusta. Perhatikanlah hatimu, jangan isi dia dengan tipuan dan kedengkian kepada seseorang dari kaum muslimin. Perhatikanlah hawa nafsumu, janganlah sampai ia tersesat ke dalam keburukan." Sementara itu, Junaid berkata, "Curahkanlah semua keinginanmu kepada Allah. Matamu yang seharusnya digunakan untuk menyaksikan Allah, janganlah engkau gunakan untuk melihat selain-Nya, sehingga engkau jatuh dalam pandangan Allah."
2. MENUTUP PINTU FITNAH
Allah menjadikan mata sebagai cermin hati. Maka jika seseorang menundukkan pandangannya, niscaya hatinya akan menundukkan syahwat dan nafsunya. Sementara jika orang itu membebaskan pandangan matanya, niscaya hatinya akan membebaskan syahwatnya. Karena mem¬bebaskan pandangan mata akan menyebabkan kejadian berikutnya, berupa memikirkan objek yang telah dilihat dan mengangankannya. Dan angan-angan itu bisa prda mendorongnya untuk melangkah menuju jalan haram. Oleh karena itu ada yang mengatakan, "Siapa yang Menjaga empat hal ini niscaya ia akan menjaga agamanya, yaitu pandangan mata, bisikan hati, ucapan lidah, dan langkah kakinya.
3. MEMBEBASKAN HATI DARI PENYESALAN
Di antara manfaat menundukkan pandangan mata adalah membebaskan hati dari penyesalan. Sedangkan, orang yang membebaskan pandangan matanya, akan merasakan penyesalan. Perbuatan yang paling berbahaya bagi hati adalah membebaskan pandangan mata. Karena mata memperlihatkan kepada hati apa yang tidak dapat ia raih dan tidak dapat ia tahan. Hal itu adalah kepedihan yang paling besar.
Sementara itu, menundukkan pandangan mata akan membebaskan manusia dari kepedihan dan penyesalan seperti ini. Menundukkan pandangan mata juga mewaris¬kan cahaya dan kecerahan yang tampak di mata, wajah, dan tubuh. Sementara membebaskan pandangan mata akan mewariskan kegelapan dan kesuraman dalam ketiga hal tadi.
4. MEMBUKAKAN JALAN DAN PINTU-PINTU ILMU PENGETAHUAN
Hal itu akan membuatnya lebih mudah karena faktor cahaya hati. Pasalnya, jika hati telah tercerahkan, niscaya padanya timbullah hakikat-hakikat ilmu pengetahuan dan terbukalah pengetahuan itu baginya dengan cepat. Lalu, tersimpullah dari satu ilmu pengetahuan ke pengetahuan yang lain. Sementara siapa yang membebaskan pandang¬an matanya, niscaya hatinya akan keruh dan menggelap. Sehingga, tertutuplah baginya pintu ilmu pengetahuan.
5. MEWARISKAN KETETAPAN FIRASAT DAN CAHAYA HATI
Karena hal itu berasal dari cahaya dan buah cahaya itu. Maka, jika hati seseorang telah bercahaya, niscaya tepatlah firasatnya. Hatinya menjadi seperti cermin yang digosok bersih yang mencerminkan gambaran-gambaran sebagaimana adanya. Sementara pandangan adalah seperti napas di dalamnya yang memburamkan cahaya hati.
6. SIAPA YANG MENUNDUKKAN PANDANGANNYA DARI YANG HARAM, NISCAYA ALLAH AKAN MENGGANTIKANNYA DENGAN CAHAYA HATI
Karena ia mengerjakan perbuatan itu untuk menuruti perintah Allah. Allah membalasnya dengan membukakan cahaya hatinya.
7. MEWARISKAN KEKUATAN, KETEGUHAN, DAN KEBERANIAN DALAM HATI
Allah akan memberikannya kekuatan bashirah (mata hati) dan kekuatan hujjah. Dalam sebuah atsar dikatakan bahwa orang yang tidak menuruti hawa nafsunya, maka setan akan takut terhadap bayangannya.
8. MEWARISKAN KEBAHAGIAAN DAN KEGEMBIRAAN YANG LEBIH BESAR KE DALAM HATI DIBANDINGKAN DENGAN KENIKMATAN MELIHAT
Hal itu merupakan balasan atas usahanya untuk mengalahkan musuhnya, menahan syahwatnya, dan menundukkannya atas dirinya. Karena ketika ia menghindari kelezatan memandang dan menahan syahwatnya dengan tujuan mencari ridha Allah, maka Allah akan rnenggantikannya dengan kebahagiaan dan kelezatan yang lebih sempurna dari itu. Ini seperti apa yang dikatakan seseorang, "Demi Allah, kelezatan 'iffah itu lebih besar dari kelezatan dosa"
9. MEMBEBASKAN HATI DARI TAWANAN SYAHWAT, HAWA NAFSU, DAN KELALAIAN
Orang yang menahan pandangan matanya tidak akan lalai dari mengingat Allah dan akhirat. Sehingga, ia tidak jatuh dalam mabuk cinta dan hawa nafsu.
10. MENUTUP SATU PINTU NERAKA DARI PELAKUNYA
Karena memandang adalah pintu syahwat yang dapat mendorong seseorang melakukan perbuatan haram. Ibnul Qayyim berkata, "Dalam ghadhdhul bashar terkandung beberapa manfaat.
Pertama, perbuatan itu merupakan cerminan dari melaksanakan perintah Allah, yang merupakan tujuan kebahagiaan seseorang dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seseorang dari kehidupan dunia dan akhiratnya daripada menjalankan perintah-perintah Allah. Tidaklah seseorang menderita di dunia dan akhirat kecuali karena ia menyia¬-nyiakan perintah Allah.
Kedua, ia mencegah sampainya pengaruh panah beracun-yang barangkali dapat membinasakannya ke hatinya.
Ketiga, ia mewariskan rasa kedekatan kepada Allah dalam hati serta perasaan kebersamaan dengan-Nya. Sedangkan dengan membebaskan pandangan akan membuat hati terpecah, tak terfokus, dan menjauhkannya dari Allah. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi hati dibandingkan membebaskan pandangan mata karena ia mewariskan rasa asing antara seseorang dengan Rabb, nya.
Keempat, ia memperkuat hati dan membuatnya gembira. Sedangkan, dengan membebaskan pandangan akan melemahkan dan membuatnya lemah.
Kelima, ia memakaikan cahaya ke dalam hati. Sedang. kan membebaskan pandangan akan memakaikan kegelapan dalam hati. Allah menyebutkan ayat cahaya setelah perintah untuk ghadhdhul bashar.
Keenam, ia mewariskan firasat yang benar, yang dengannya seseorang dapat membedakan antara kebenaran, kebatilan, kejujuran, dan kedustaan. Syujaa' al¬ Karmani berkata, 'Siapa yang menghiasi zahirnya dengan mengikuti sunnah, dan batinnya dengan selalu mura¬qabah kepada Allah, menahan pandangan matanya dan perkara-perkara yang haram, menahan dirinya dan perkara yang syubhat, dan makan barang yang halal, niscaya firasatnya tidak pemah meleset.
Ketujuh, ia mewariskan keteguhan, keberanian, dan kekuataan dalam hati.
Kedelapan, ia menutup pintu masuk setan ke dalam hati. Karena setan masuk bersama pandangan mata dan dari situ ia menerobos ke dalam hati.
Kesembilan, ia mengosong hati untuk berpikir bag kepentingan-kepentingannya dan sibuk dengan hal itu, Sedangkan, dengan membebaskan pandangan matanya akan membuatnya lupa dan menghalanginya untuk me¬mikirkan kepentingannya sendiri.
Kesepuluh, antara mata dan hati seseorang terdapat jendela dan jalan yang menjadi penghubung antara keduanya. Masing-masing menjadi baik dengan baiknya temannya, dan menjadi buruk dengan buruknya teinalmYa. Jika hati rusak, maka rusak pulalah pandangan matanya. Dan, jika pandangannya rusak, maka rusak pulalah hatinya. Denlikian juga dalam segi kebaikan. Jika mata rusak, maka rusaklah hatinya dan menjadi seperti tempat sampah, yang menjadi tempat pelbagai najis, sampah, dan kotoran. Sehingga, tidak dapat menjadi tempat bagi n akrifah dan kecintaan kepada Allah. Juga tidak dapat menjadi tempat inabah, kedekatan dan kebahagiaan bersama Allah. Sebagai gantinya, yang mengisinya adalah kebalikan dari semua itu."
Seperti itulah menahan pandangan dari melihat perkara yang haram. Ia menjadi jalan untuk mencapai keridhaan Allah dan surga-Nya. Ia juga membersihkan hati dari pedihnya penyesalan. Karena orang yang mem¬bebaskan pandangan matanya, menjadi sering menyesal¬lah dia. Sementara itu, orang yang menahan pandangan¬nya, akan mewariskan cahaya dan kecerahan dalam hatinya, yang tampak di mata, wajah, dan anggota tubuh¬nya. Juga mewariskan firasat yang tepat, membuka jalan dan pintu ilmu pengetahuan, serta mewariskan kekuatan hati, keberanian, dan keteguhannya. Juga mewariskan kebahagiaan, kegembiraan, dan kelapangan dalam hati, yang lebih besar dari yang didapatkan dari memandang. Juga membebaskan hati dari tawanan syahwat, menutup pintu-pintu neraka, menguatkan akalnya, menambah kecerdasannya, dan meneguhkannya. Bahkan, m, bebaskan hati dari mabuk syahwat dan kelalaian.

Khatimah

Ikhwan Fillah, sudah selayaknya kita membenahi kembali diri kita. Jangan sampai tatapan mata kita dikontrol oleh nafsu kita. Tapi marilah agar tatapan mata kita dikontrol oleh hati kita yang dipenuhi iman. Takut yang tinggi kepada Allah.

Kita memang harus memaksa diri untuk memulainya. Jika kita tergolong orang yang masih memanjakan tatapan mata kepada yang haram. Jangan sampai tatapan haram itu membangun banyak karat dalam hati kita sehingga kita menjadi sulit merasakan manisnya ibadah. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: